Sabtu, 28 Mei 2016

TUGAS AKHIR SEMESTER MATA KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING


Nama              : Aisyah Intan Ramadhani
NIM                : 2303414040
Prodi/Jur        : Pendidikan Bahasa Arab/Bahasa dan Sastra Asing
Mata Kuliah  : Bimbingan dan Konseling
Dosen              : Ibu Muslikah
Rombel           : 21
Narasumber   : Eko Sunaryo, S.HI
Tempat           : Masjid An Nida SMKN 11 Semarang
Waktu            : 3 Desember 2015

Berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan dengan Bapak Eko Sunaryo, S.HI selaku guru mata pelajaran keagamaan di salah satu SMK di Kota Semarang; beliau menjelaskan mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa saat ini. Berikut ini adalah permasalahan-permasalahan tersebut:
1.    Permasalahan yang dihadapi siswa itu kebanyakan adalah motivasi.
Motivasi yang dimaksud beliau adalah, motivasi belajar siswa baik dari diri siswa itu sendiri maupun dari lingkungannya. Siswa lebih banyak bermain saat di dalam maupun di luar kelas,  dan kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik karena kurangnya perhatian dari siswa. Hal ini menyebabkan hasil dari pembelajaran yaitu berupa ilmu yang seharusnya dikuasai oleh siswa, tidak dapat mencapai target sesuai yang diharapkan.
2.    Keterbatasan fasilitas.
Keterbatasan fasilitas yang dialami siswa, dilihat dari sisi siswa secara individu maupun dari sekolah atau lembaga. Seperti kurangnya referensi buku yang dimiliki siswa, dan buku pendamping materi di perpustakaan sekolah, dan fasilitas penunjang lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran menyebabkan pembelajaran di kelas kurang efektif dan siswa merasa kurang nyaman.
3.    Dukungan orangtua.
Peran orangtua bagi perkembangan siswa sangat penting. Selama 24 jam dalam sehari, siswa lebih banyak menghabiskan waktu di luar sekolah, sehingga peran orang tua dalam mengawasi, membimbing dan memotivasi sangat dibutuhkan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Tetapi ada sebagian orangtua siswa yang terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka, sehingga si anak (siswa) merasa tidak di perhatikan atau di sayangi. Sehingga siswa akan melakukan hal apapun untuk menarik perhatian orangtua mereka, tidak jarang justru hal-hal yang mereka lakukan adalah hal negatif dan merugikan diri mereka sendiri. Di sinilah peran orangtua menjadi ‘guru’ dirumah sangat diperlukan, terutama dalam memotivasi belajar anaknya, sehingga terjadi hubungan yang searah antara belajar di rumah dan di sekolah.

Terdapat banyak sekali permasalahan yang dihadapi siswa di sekolah maupun di rumah yang berdampak pada pembelajaran siswa. Seorang guru harus memiliki strategi mengajar yang tepat, sehingga dapat menyesuaikan kondisi siswa pada saat itu dengan materi yang akan disampaikan harus tercapai dan dikuasai siswa. Strategi mengajar yang dilakukan Bapak Eko yaitu, dalam 3 jam pembelajaran yang di dapat pada satu kali tatap muka di kelas, beliau menggunakan 1 jam pertama untuk praktek, dan 2 jam untuk teori. Pembelajaran praktek dilakukan secara klasikal, seperti tadarus Al Qur’an atau ayat-ayat Al Qur’an yang telah dipelajari di materi sebelumnya. Kemudian mengulas materi terakhir dengan tanya jawab, dan dilanjutkan dengan penyampaian materi hari ini. Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk melakukan Sholat Dhuha di Masjid Sekolah dan diberi waktu 25 menit di akhir pembelajaran dengan pengawasan guru. Diharapkan setelah belajar selama 3 jam pelajaran dan Sholat Dhuha, siswa bisa lebih fresh untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Tetapi jika mendapat jatah mengajar di jam-jam terakhir, beliau menggunakan 2 jam pelajaran di awal untuk praktek dan 1 jam pelajaran di akhir untuk teori atau evaluasi. Pembelajaran dengan praktek dapat digunakan untuk mejelaskan materi namun dengan teknik tertentu untuk menghidupkan suasana kelas. Sehingga dapat menjaga konsentrasi dan semangat belajar siswa untuk tetap konstan selama pembelajaran berlangsung.
Selain melakukan pengajaran di kelas, Bapak Eko juga mengadakan bimbingan lain dengan siswa, biasanya dalam bentuk bimbingan privat atau tatap muka langsung dengan siswa tertentu atau dengan bimbingan secara umum dengan banyak siswa. Pada saat bimbingan, para siswa sering mengutarakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran, baik yang bersangkutan dengan mata pelajaran Keagamaan maupun mata pelajaran lainnya. Permasalahan yang dihadapi siswa biasanya, kesulitan dalam membaca Al Qur’an, menghafalkan doa’doa dalam sholat, dan ada juga tentang permasalahan kedua orangtua siswa yang kurang harmonis dan menyebabkan siswa kurang nyaman jika berada dirumah. Hal-hal seperti ini tidak bisa di anggap sepele, untuk kasus dimana siswa belum bisa baca Qur’an atau beribadah dengan lancar, Bapak Eko selalu bersedia mengajari siapa saja yang ingin belajar ilmu agama diluar jam pelajaran. Sedangkan untuk kasus permasalahan pribadi siswa, beliau mengadakan komunikasi secara terus menerus dengan siswa untuk mengetahui perkembangan psikologis siswa, jika dirasa sangat mengganggu belajar siswa, maka beliau mengadakan kerjasama dengan wali kelas maupun BK untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Seorang guru mata pelajaran pasti akan mengadakan kerjasama dengan guru-guru lain, wali kelas maupun dengan guru BK dalam menyelesaikan suatu permasalahan, karena tidak semua permasalahan siswanya dapat ditangani sendirian. Kerjasama atau kolaborasi yang dilakukan Bapak Eko dengan BK biasanya berkaitan dengan motivasi siswa. Biasanya karena suatu permasalahan, siswa jadi malas atau ingin putus sekolah. Salah satu permsalahan yang pernah dihadapi misalnya, siswa kelas XII ingin putus sekolah karena merasa sekolah itu karena terpaksa karena keinginan orang tua, bukan keinginannya sendiri. Peran wali kelas adalah mengetahui dan membantu permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran siswanya untuk dicarikan jalan keluar terbaik. Dan peran guru mata pelajaran lain disini adalah menjelaskan perkembangan siswanya selama dikelas seperti apa. Dan jika dirasa permasalahan siswa tersebut harus diselesaikan dengan bantuan orang tua, maka dari guru BK dan wali kelas melakukan home visit ke rumah untuk berbicara dengan orang tua dan dengan siswa itu sendiri. Dan akhirnya karena bantuan dari berbagai pihak, siswa tersebut mau melanjutkan untuk tetap sekolah sampai kelulusan.
Seorang pendidik atau guru adalah orangtua siswa di sekolah, pendidik memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar dalam membimbing anak-anak didiknya untuk mendapat bekal ilmu yang sesuai demi masa depan anak didiknya. Berbagai permasalahan yang dihadapi siswa akan terus berkembang karena kehidupan akan semakin maju, dan seorang pendidik harus peka dan peduli terhadap kondisi perkembangan siswa yang diajarnya. Berikut ini adalah pesan dari Bapak Eko untuk para calon pendidik yang akan menjadi pendidik di masa depan dalam membimbing berbagai karakter siswa dengan latar belakang yang akan semakin beranekaragam:
1.    Seorang pendidik harus mempunyai niat yang kuat dan lurus untuk mengabdi, mendidik, dan membimbing generasi masa depan dengan sebaik-baiknya.
2.    Memberikan bimbingan, ilmu maupun kompetensi terbaik yang kita miliki untuk siswa kita.
3.    Orientasi kita sebagai pendidik jangan serta merta hanya materi, karena materi yang kita dapat itu hanya sekedar fasilitas bagi kita.
4.    Kesabaran dan keikhlasan dalam mendidik generasi masa depan sangat diperlukan.
5.    Diharapkan siswa dapat memperoleh figur yang dapat diteladani oleh mereka, sehingga apa yang kita sampaikan dapat bermanfaat di dunia maupun di akhirat dan juga untuk menyiapkan para pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas tetapi juga berbudi pekerti yang luhur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar