Nama : Aisyah
Intan Ramadhani
NIM :
2303414040
Prodi/Jur : Pendidikan
Bahasa Arab/Bahasa dan Sastra Asing
Mata Kuliah : Bimbingan dan
Konseling
Dosen : Ibu
Muslikah
Rombel : 21
Narasumber : Eko Sunaryo, S.HI
Tempat : Masjid An Nida SMKN 11 Semarang
Waktu : 3 Desember 2015
Berdasarkan
wawancara yang telah saya lakukan dengan Bapak Eko Sunaryo, S.HI selaku guru
mata pelajaran keagamaan di salah satu SMK di Kota Semarang; beliau menjelaskan
mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa saat ini. Berikut ini
adalah permasalahan-permasalahan tersebut:
1.
Permasalahan
yang dihadapi siswa itu kebanyakan adalah motivasi.
Motivasi yang dimaksud beliau adalah, motivasi belajar siswa baik
dari diri siswa itu sendiri maupun dari lingkungannya. Siswa lebih banyak
bermain saat di dalam maupun di luar kelas,
dan kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Sehingga materi yang
disampaikan tidak dapat diterima dengan baik karena kurangnya perhatian dari
siswa. Hal ini menyebabkan hasil dari pembelajaran yaitu berupa ilmu yang
seharusnya dikuasai oleh siswa, tidak dapat mencapai target sesuai yang
diharapkan.
2.
Keterbatasan
fasilitas.
Keterbatasan fasilitas yang dialami siswa, dilihat dari sisi siswa
secara individu maupun dari sekolah atau lembaga. Seperti kurangnya referensi
buku yang dimiliki siswa, dan buku pendamping materi di perpustakaan sekolah,
dan fasilitas penunjang lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran menyebabkan
pembelajaran di kelas kurang efektif dan siswa merasa kurang nyaman.
3.
Dukungan
orangtua.
Peran orangtua bagi perkembangan siswa sangat penting. Selama 24
jam dalam sehari, siswa lebih banyak menghabiskan waktu di luar sekolah,
sehingga peran orang tua dalam mengawasi, membimbing dan memotivasi sangat
dibutuhkan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah. Tetapi ada
sebagian orangtua siswa yang terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka, sehingga si
anak (siswa) merasa tidak di perhatikan atau di sayangi. Sehingga siswa akan
melakukan hal apapun untuk menarik perhatian orangtua mereka, tidak jarang
justru hal-hal yang mereka lakukan adalah hal negatif dan merugikan diri mereka
sendiri. Di sinilah peran orangtua menjadi ‘guru’ dirumah sangat diperlukan,
terutama dalam memotivasi belajar anaknya, sehingga terjadi hubungan yang
searah antara belajar di rumah dan di sekolah.
Terdapat banyak sekali permasalahan
yang dihadapi siswa di sekolah maupun di rumah yang berdampak pada pembelajaran
siswa. Seorang guru harus memiliki strategi mengajar yang tepat, sehingga dapat
menyesuaikan kondisi siswa pada saat itu dengan materi yang akan disampaikan
harus tercapai dan dikuasai siswa. Strategi mengajar yang dilakukan Bapak Eko
yaitu, dalam 3 jam pembelajaran yang di dapat pada satu kali tatap muka di
kelas, beliau menggunakan 1 jam pertama untuk praktek, dan 2 jam untuk teori.
Pembelajaran praktek dilakukan secara klasikal, seperti tadarus Al Qur’an atau
ayat-ayat Al Qur’an yang telah dipelajari di materi sebelumnya. Kemudian
mengulas materi terakhir dengan tanya jawab, dan dilanjutkan dengan penyampaian
materi hari ini. Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk melakukan Sholat
Dhuha di Masjid Sekolah dan diberi waktu 25 menit di akhir pembelajaran dengan
pengawasan guru. Diharapkan setelah belajar selama 3 jam pelajaran dan Sholat
Dhuha, siswa bisa lebih fresh untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Tetapi jika mendapat jatah mengajar di jam-jam terakhir, beliau menggunakan 2
jam pelajaran di awal untuk praktek dan 1 jam pelajaran di akhir untuk teori
atau evaluasi. Pembelajaran dengan praktek dapat digunakan untuk mejelaskan
materi namun dengan teknik tertentu untuk menghidupkan suasana kelas. Sehingga
dapat menjaga konsentrasi dan semangat belajar siswa untuk tetap konstan selama
pembelajaran berlangsung.
Selain
melakukan pengajaran di kelas, Bapak Eko juga mengadakan bimbingan lain dengan
siswa, biasanya dalam bentuk bimbingan privat atau tatap muka langsung dengan
siswa tertentu atau dengan bimbingan secara umum dengan banyak siswa. Pada saat
bimbingan, para siswa sering mengutarakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
selama pembelajaran, baik yang bersangkutan dengan mata pelajaran Keagamaan
maupun mata pelajaran lainnya. Permasalahan yang dihadapi siswa biasanya,
kesulitan dalam membaca Al Qur’an, menghafalkan doa’doa dalam sholat, dan ada
juga tentang permasalahan kedua orangtua siswa yang kurang harmonis dan
menyebabkan siswa kurang nyaman jika berada dirumah. Hal-hal seperti ini tidak
bisa di anggap sepele, untuk kasus dimana siswa belum bisa baca Qur’an atau
beribadah dengan lancar, Bapak Eko selalu bersedia mengajari siapa saja yang
ingin belajar ilmu agama diluar jam pelajaran. Sedangkan untuk kasus permasalahan
pribadi siswa, beliau mengadakan komunikasi secara terus menerus dengan siswa
untuk mengetahui perkembangan psikologis siswa, jika dirasa sangat mengganggu
belajar siswa, maka beliau mengadakan kerjasama dengan wali kelas maupun BK
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Seorang guru
mata pelajaran pasti akan mengadakan kerjasama dengan guru-guru lain, wali
kelas maupun dengan guru BK dalam menyelesaikan suatu permasalahan, karena
tidak semua permasalahan siswanya dapat ditangani sendirian. Kerjasama atau
kolaborasi yang dilakukan Bapak Eko dengan BK biasanya berkaitan dengan
motivasi siswa. Biasanya karena suatu permasalahan, siswa jadi malas atau ingin
putus sekolah. Salah satu permsalahan yang pernah dihadapi misalnya, siswa
kelas XII ingin putus sekolah karena merasa sekolah itu karena terpaksa karena
keinginan orang tua, bukan keinginannya sendiri. Peran wali kelas adalah
mengetahui dan membantu permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran
siswanya untuk dicarikan jalan keluar terbaik. Dan peran guru mata pelajaran
lain disini adalah menjelaskan perkembangan siswanya selama dikelas seperti
apa. Dan jika dirasa permasalahan siswa tersebut harus diselesaikan dengan
bantuan orang tua, maka dari guru BK dan wali kelas melakukan home visit ke
rumah untuk berbicara dengan orang tua dan dengan siswa itu sendiri. Dan
akhirnya karena bantuan dari berbagai pihak, siswa tersebut mau melanjutkan
untuk tetap sekolah sampai kelulusan.
Seorang
pendidik atau guru adalah orangtua siswa di sekolah, pendidik memiliki peran
dan tanggung jawab yang sangat besar dalam membimbing anak-anak didiknya untuk
mendapat bekal ilmu yang sesuai demi masa depan anak didiknya. Berbagai
permasalahan yang dihadapi siswa akan terus berkembang karena kehidupan akan
semakin maju, dan seorang pendidik harus peka dan peduli terhadap kondisi
perkembangan siswa yang diajarnya. Berikut ini adalah pesan dari Bapak Eko
untuk para calon pendidik yang akan menjadi pendidik di masa depan dalam
membimbing berbagai karakter siswa dengan latar belakang yang akan semakin
beranekaragam:
1.
Seorang
pendidik harus mempunyai niat yang kuat dan lurus untuk mengabdi, mendidik, dan
membimbing generasi masa depan dengan sebaik-baiknya.
2.
Memberikan
bimbingan, ilmu maupun kompetensi terbaik yang kita miliki untuk siswa kita.
3.
Orientasi
kita sebagai pendidik jangan serta merta hanya materi, karena materi yang kita
dapat itu hanya sekedar fasilitas bagi kita.
4.
Kesabaran
dan keikhlasan dalam mendidik generasi masa depan sangat diperlukan.
5.
Diharapkan
siswa dapat memperoleh figur yang dapat diteladani oleh mereka, sehingga apa
yang kita sampaikan dapat bermanfaat di dunia maupun di akhirat dan juga untuk
menyiapkan para pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas tetapi juga berbudi
pekerti yang luhur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar